Kamis, 27 Desember 2012

Sepak Terjang Pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi Meraih Gelar Kedua IIC (1)

Share on :

Sedih Dibilang Pelatih Kacangan



Sukses Sriwijya FC meraih gelar gelar juara Inter Iceland Cup (IIC) 2012 tentu tidak lepas dari tangan dingin Kas Hartadi. Coach asal Solo, Jawa Tengah ini mampu membuat permainan klub berjuluk Laskar Wong Kito makin aktratif, walaupun hanya bermaterikan pemain "pas-pasan."

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Edi Triono - Palembang

Kas Hartadi Mulai menekuni dunia kepelatihan sejak 2006, setelah pensiun dari pemain profesional musim 2004. Klub terakhir dia adalah Persisam Putra Samarinda, yakni kesebelasan yang berhasil dikalahkan anak buahnya lewat drama adu penalti dengan skor 7-6 pada partai final IIC 2012 di Stadion Manahan Solo, 23 Desember lalu. Kala itu Pesut Mahakam --sebutan Persisam-- berlaga diDevisi II Liga Indonesia.

Usai pensiun, Kas Hartadi mulai menekuti sebagai pelatih. Karier pelatih pria asal Solo ini dimulai di Sekayu, Muba yakni SYSA (Sekayu Youth Soccer Academy) Musi Banyuasin (Muba). Musim pertama ia mengarsiteki klub mayoritas pelajar SMA unggulan Sekayu ini itu langsung sukses mengukir tembus runner up Piala Suratin usia (U)-18 nasional. Kala itu anak didiknya dipaksa menyerah 1-2 oleh Arema Malang di partai final.

"Saat itu pertama kali SYSA berhasil menembus final kejuaraan tingkat nasional," ujarnya saat dikonfirmasi koran ini, kemarin (25/12). Bahkan, ini menjadi kontestan pertama Sumatera Selatan (Sumsel) yang mampu menembus final Piala Suratin.

karena kesuksesan itu jasa Kas direkrut PSSI pusat dan ditugasi untuk membesut Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-13 hingga 2009. "Saat di Timnas (U-13, red) saya hanya melatih biasa. Sebab, tidak ada agenda internasional dan kami hanya ikut festival di Malaysia. Hasilnya lumayan dari beberapa negara Asia Tenggara, Indonesia hanya kalah atas Thailand saja," terang dia.

Pascatangani Timnas U-13, suami Sri Hastuti ini hijrah ke Palembang dengan mengarsiteki Sriwijaya FC U-21. namun, sayang ia tidak mampu membuat Laskar Wong Kito Junior (julukan Sriwijaya FC U-21) perkasa. Alhasil Rizki Ramadan cs hanya bisa berlaga di babak awal atau penyisihan grup Indonesia Super League (ISL) U-21.

Meski gagal bersama Sriwijaya FC U-21 ternyata tetap tidak menyurutkan niat manajemen Sriwijaya untuk memaksimalkan tnaga Kas. Ia justru ditunjuk pengelola Sriwijaya FC untuk menemani Ivan Venkov Kolev, pelatih asal Bulgaria sebagai asisten. Kiprh pertamanya sebagai pembantu Kolev turut mengantarkan Sriwijaya meraih gelar juara IIC edisi perdana 2010. Namun, sayangnya kolaborasinya bersama pelatih bule itu tidak mampu mengantarkan tim Bumi Sriwijaya finis teratas dan dampaknya Kolev dibuang.

Lagi-lagi Kas beruntung bukan ikut dilepas dia justru naik pangkat jadi pelatih kepala. Untuk menjalankan tugas berat (merebut juara ISL) pelatiih dengan lisensi A nasional ini dicarikan tandem tiga asisten. Yakni Hartono Ruslan, Indrayadi (pelatih kiper), dan Keith Kayamba Gumbs (pelatih fisik merangkap pemain).

Musim pertama menjadi pelatih profesinoal pria yang gemar makan soto ini langsung meraih prestasi gemilang dengan rasakan gelar juara ISL. Namun sayang meski mampu antarkan Sriwijaya pada puncak tertinggi sepak bola dalam negeri ini, ia tetap kurang dapat apresiasi. Bahkan tidak sedikit publik menyebut ia sebagai pelatih "kacangan" dengan menganggap kesuksesan meraih gelar juara berkat pemain berlabel bintang dan "warisan" skuad Ivan Kolev. "Orang-orang pada meragukan saya. Namun saya tidakk berkecil hati dan justru menjadi motivasi tersendiri," tutur pria yang sempat dijuluki si Kijang ini.

Karena itu kas mengaku sangat bangga bisa mempersembahkan gelar juara IIC 2012. Sebab, komposisi pemain saat ini tidak sebagus musim lalu dan "warisan" Kolev hampir habis. Dimana sekitar 90 persen pemain Sriwijaya musim ini merupakan wajah baru. Karena itu pula ia terlihat sangat emosional sesaat setelah Imanuel Padwa berhasil mengeksekusi penalti penentuan gelar juara IIC.

"Saya sangat senang bisa meraih gelar IIC bahkan lebih senang dari meraih gelar ISL. Ini bukti bahwa saya layak diperhitaungkan. Saya berterima kasiih kepada manajemen, pemain dan ofisial atas prestasi ini dan gelar ini untuk warga, masyarakat Sumsel, fans Sriwijaya dan buat anak saya King Eric Cantona yang ulang tahun kedelapan (23/12) lalu," lanjut dia.

Kini Kas terbilang jadi salah satu pesepak bola paling sukses di Indonesia. Betapa tidak ia merupakan satu-satunya penekun dunia si kulit bundar Tanah Air yang mengoleksi gelar komplet. Sebagai pemain kelahiran 6 Desember 1970 ini sudah rasakan empat gelar juara bersama klub dan satu champion bersama Timnas.

"Saya tiga kali meraih gelar juara Liga Galatama (ISL saat ini, red) bersama Kramayudha Tiga Berlian dan satu kali gelar lagi bersama Arseto Solo. Saya juga ikut antarkan Timnas raih medali emas di ajang SEA Games Manila 1991. Itulah emas terakhir Indonesia dari sepak bola di SEA Games sampai sekarang ini," lanjut dia lagi.

Darah bola memang mengalir kental pada bungsu tujuh bersaudara anak pasangan Kasnadi-suukarmi ini sejak kecil. Setelah mentas di dua diklat, Salatiga dan Ragunan (1984-1985), Kas langsung melanglang buana ke sejumlah klub. Selain Kramayudha Tiga Berlian dan Arseto Solo ia pernah perkuat BPD Jateng, Persis Solo, dan Persid Jember.

Karier di Timnas sendiri dimulai ketika bergabung Timnas U-16 untuk Piala Coca-Cola di Qatar (1986). Setelah itu Kas pun masuk langganan tim Garuda yang puncakknya mendapat medali emas Di SEA Games saat timnas ditangani pelatih legendaris Anatoly Polosin. Sayang usai mempersembahkan medali emas Kas alami cidera lutut cukup parah hingga memaksanya mundur dari timnas. "Setelah sembuh cidera memang saya bisa main kembali namun tidak lagi optimal. Makanya saya putuskan pensiun dari timnas," lanjut dia.

Kas sendiri kemarin sedang berlibur ke Jogjakarta. "Kebetulan Jogjakarta dekat dari Solo maka setiap berlibur saya selalu ke Jogjakarta. Selain jalan-jalan ke pantai kami sekeluarga juga mampir ke Malioboro," sambun dia.

Di luar lapangan hijau Kas mengaku masih ingin tambah momongan. Hal itu wajar sebab putera semata wayangnya sudah berusia delapan tahun. "Eric sudah besar. Pengennya sih cepetcepet dapet momongan lagi tapi belum dapat-dapat," terang dia.

Menurutnya Eric kini sudah duduk di kelas 2 sekolah dasar (SD). Selain menekuni dunia pendidikan formal Eric juga belajar sepak bola. "Suatu kebetulan Eric juga menyukai posisi sayap kanan seperti saya. Mudah-mudahan saja dia bisa jadi pemain bagus lebih dari saya. Saat ulang tahun kemarin selain dapat kado gelar juara IIC dia juga sempat saya belikan sepatu dan bola," tutup dia. (ion/ce2)

Profil

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nama: Kas Hartadi

TTL: Solo, 6 Desemer 1970

Tinggi: 169 cm

Berat: 63 kg

Istri: Sri Hastuti

Anak: king Eric Cantona

Karier Pelatih: SYSA Muba (2006/2007), Timnas U-13 (2007/2009), Sriwijaya FC U-21 (2009), Asisten Sriwijaya FC (2010/2011), Sriwijaya FC (2011/sekarang)


Sumatera Ekspres, Rabu, 26 Desember 2012

0 komentar:

Posting Komentar