Minggu, 30 Desember 2012

IPL-ISL Urung Dilaksanakan?

IPL-ISL Urung Dilaksanakan?
Mabes Polri Belum Keluarkan Izin

JAKARTA -- Menurtu jadwal yang sudah dikeluarkan sebelumnya, kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2012/2013 akan dibuka secara resmi, 5 Januari mendatang. Namun, kini itu terancam tak bisa digelar karena Mabes Polri sebagai pihak yang berwenang mengeluarkan izin penyelenggaraan tidak akan merestui kompetisi itu berlangsung.

Bukan hanya ISL, bahkan kompetisi pesaingnya pun yakni Indonesia Priemer League (IPL) juga terancam tidak akan mendapat izin dan urung dilaksanakan. Artinya Indonesia tidak akan memiliki kompetisi resmi sepakbola.

Hal tersebut disampaikan Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar yang menuturkan sudah mendapat informasi tersebut langsung dari petinggi PT Liga Indonesia (PT LI), Joko Driyono. Menurut penuturan Umuh, Joko baru saja dipanggil Mabes Polri terkait izin tersebut.

"Saya baru saja dapat kabar dari Pak Joko, beliau baru keluar dari Mabes tadi (kemarin siang, red), bahwa izin pelaksanaan IPL dan ISL belum bisa dikeluarkan. Padahal Kapolda sudah memberi izin dan kompetisi bisa digelar," jelas Umuh saat menghadiri acara HijiOgeMaung di Tennis Indoor BIkasoga, Buah Batu, Bandung, kemarin (29/12).

Menyangku hal tersebut, manajer yang sudah empat musim menukangi Persib ini mengatakan pihaknya belum mendapat alasan yang jelas. "Ini juga atas gagasan siapa untuk tidak mengeluarkan ini, belum ada klarifikasi kenapa kompetisi harus dihentikan," tambah Umuh.

Lanjut Umuh, kepastian terkait izin pelaksanaan baru akan keluar pada 2 Januari mendatang, atau tepatnya tiga hari sebelum waktu pembukaan ISL pada jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya.

"Namun, semuanya belum belum ada kejelasan dan kabarnya sebelum tanggal 2 Januari keputusannya akan keluar," tandas Umuh yang turut menjadi wakil pada acara tersebut untuk memberikan penghargaan pada mantan pemain Persib era 1994/1995. (mg13/jpnn/ion/ce1)

Sumatera Ekspres, Minggu, 30 Desember 2012

Sabtu, 29 Desember 2012

Tiga Cabor Olimpiade Absen di SEA Games Myanmar

Tiga Cabor Olimpiade Absen di SEA Games Myanmar
Rita Subowo

JAKARTA -- Ke-17 cabng olahraga (cabor) yang dihapus dari daftar cabor dipertandingkan di SEA Games 2013 Myanmar semakin menambah turunnya prestasi regional Asia Tenggara. Sebab, sejumlah cabor yang dihapus justru dipertandingkan di Olimpiade.

Cabor Olimpiade tersebut adalah voli pantai, anggar, dan renang indah. Dihapusnya cabor olimpiade itu justru membuat rencana menjadikan SEA Games sebagai ajang pembinaan menuju olimpide terhambat. Padahal, prestasi negara kontestan Asia Tenggara di Olimpiade London lalu berada di titik terburuk. Yakni, tanpa medali emas sama sekali

"Ini adalah suatu kemunduran," kata Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo, saat ditemui wartawan koran ini di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kemarin (28/12).

Idealnya, kata Rita, cabor yang dipertandingkan harus sesuai dengan yang dilombakan di olimpiade. Itu sebagai bentuk pembinaan agar prestasi yang regional mendorong prestasi ditingkat dunia.

"Kemarin di Bali kita rapat sebagai SEA Games Council. Saya sampaikan bahwa sistem regional harus diubah. Tidak hanya SEA Games, tapi juga sian Games. Semuanya harus mengarah ke olimpiade. Saya sudah mendorong pengurus cabor langsung melobi ke Myanmar agar dipertandingkan," katanya.

Pada akhirnya, Myanmar sudah hampir pasti menyatakan bahwa hanya 32 cabor yang akan dipertandingkan. Itupun cabr ke-32 masih menjadi perdebatan apakah akan dipertandingkan Tarung Derajat atau hanya 31 cabor.

Tetapi, kata Rita, keputusan Myanmar untuk hanya mempertandingkan 32 harus dihormati. Dia meminta agar semua pihak memahami kapasitas Myanmar yang merupakan negara yang baru membuka dirinya ke dunia internasional.

"Kita harus melihat bahwa Myanmar ada keterbatasan. Bisa jadi mereka memang tidak bisa dengan anggaran yang dipaksakan. Bagaimanapun juga, kita harus memahami mereka," kata mantan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) itu.

Selanjutnya, kata dia, pelaksanaan SEA Games dan Asia Games harus dengan orientasi pembinaan ke olimpiade. "Setelah SEA Games Myanmar, pelaksanaan harus ideal. Mungkin yang ini tidak apa-apa seperti ini karena karena kapasitas mereka, tapi selanjutnya harus lebih baik," katanya.

Seperti diwartakan, 17 cabor dihapuskan dari pergelaran multievent SEA Games 2013 di Myanmar. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Djoko Pekik mengatakan, 32 cabor sudah hampir final meski nomor yang dipertandngkan masih akan dibicarakan lagi. Jumlah tersebut anjlok dari 43 cabor yang dipertandingkan di SEA Games 2011.

Padahal, dari cabor yang dihapus tersebut ada dua yang menjadi tambang emas Merah Putih. Yakni,cabor panjat dinding dan sepaatu roda. Dengan demikian, target emas Indonesia pun direvisi. Jika pada SEA Games tahun lalu Indonesia meraup 182 medali emas, tahun depan Indonesia hanya menargetkan 96-122 medali. "Itu sudah cukup untuk mempertahankan status juara umum," katanya. (aga/ion/ce1)

Sumatera Ekspres, Sabtu, 29 Desember 2012

KONI Tidak Berhak Bentuk Timnas

KONI Tidak Berhak Bentuk Timnas
Rita Subowo

Jakarta -- Langkah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang membentuk Timnas U-23, ikut disesalkan tim Task Force. Pembentukan timnas tetap menjadi kewenangan PSSI

"Timnas memang berada di bawah KONI sebagai Ketua Dewan Pelaksana Satlak Prima, tapi bukan berarti KONI bisa membentuk sendiri," kata Rita Subowo, Ketua Task Force, di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakrata, Jumat (28/12).

Soal pembentukan Timnas, tim Task Force dan KONI akan berkoordinasi dengan PSSI dan KPSI. "Kita akan menjembatani. Timnas ya satu, timnas itu Merah Putih," ujar Rita

Seperti diketahui, pelatih Timnas Indonesia, Nil Maizar, telah merekomendasikan 43 pemain yang dipersiapkan ke pra-Piala Asia 2015. Pemain-pemain tersebut berasal dari kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Primiere League (IPL).

Hanya saja, Komita Penyelamatan Sepak Bola Indonesia (KPSI) tidak mengizinkan pemain-pemain ISL bergabung ke timnas. Alasannya, klub-klub ISL sudah tidak mengakui kepengurusan PSSI di bawah Djohar Arifin< KPSI yang mengaungi ISL baru bersedia pemain jika timnas dikoordinasi oleh Task Force. (abu/jpnn/ion/ce4)

Sumatera Ekspres, Sabtu, 29 Desember 2012

Jumat, 28 Desember 2012

Song Susul Diarra Ikut Seleksi

PALEMBANG -- ibur tiga hari setelah sukses meraih gelar Inter Island Cup (IIC) 2012, para pemain Sriwijaya FC kemarin sudah latihan bersama. Namun latihan Sriwijaya FC di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring terasa ramai. Itu karena ada dua pemain seleksi yang ikut latihan bersama Laskar Wong Kito (sebutan Sriwijaya FC) yakni Moke Diarra dari Mali, Afrika Barat dan Song In-Young dari Korea Selatan.

Moke Diarra datang lebih dulu di Palembang kearin siang. Beberapa jam kemudian disusul Song. Diarra sendiri berposisi sebagai gelandang, sedangkan Song sebagai striker. "Memang keduanya sudah ikut latihan perdana bersama kami, seusai libur tiga hari. Kami juga tidak menolak jika ingin seleksi ke Sriwijaya FC karena saat ini kami tengah mencari pemain ainng untk melengkapi kuota," ungkap pelatih kepala Sriwijaya FC Kaashartadi saat ditemui koran ini usai latihan bersama anak asuhnya di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, kemarin (27/12).

Menurut pelatih asal Solo, Jateng ini keduanya saat ini baru lakukan game-game ringan. Mantan pemain Kramayudha Tiga Berlian (KTB) ini berharap kedua pemain itu memiliki skill yang dibutuhkan Sriwijaya FC. "Kalau saya lihat sesaat, keduanya cukup lumayan saat latihan bersama pemain yang lainnya, tetapi saya tidak tahu kalau saatt bermain nanti," tutur pelatih yang rajin mengumbar senyum ini.

Kas, sapaan karib Kashartadi mengungkapkan, siapapun yang terbaik bagi klub, menurutnya tidak jadi soal untuk direkrut, itu pun setelah melakukan seleksi yang dilakukan pihaknya. "Ya kamilihat dulu seperti apa permainan mereka berdua, kan baru hari ini ikut latihan. Kami juga belum tahu seperti apa visi permainan keduanya," lnjutnya.

Sementara itu Hendri Zainuddin, Direktur Teknik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM), membenarkan kedatangan pemain asal Korea Selatan itu siang tadi (kemarin, red). Hendri mengatakan, Song masih dalam seleksi untuk bisa bergabung dalam skuad asuhan Kashartadi. "Keduanya sudah bergabung dan latihan bersama Sriwijaya FC kemarin. Meski baru tiba di Palembang keduanya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan pamer skill kepada pelatih Sriwijaya FC," ucap Hendri saat dikonfirmasi kemarin.

Pemain kelahiran Korea Selatan 7 Januari 1990 itu, sebelum mengikuti seleksi di Sriwijaya FC, awalnya bermain di Liga Domsetik bersama klub Suwon City, dengan posisi striker. "Tetapi kedua pemain ini wajib k=ikut seleksi dulu, kalau memang kata pelatih bagus, baru kita adakan kontrak dengan kedua pemain itu," pungkas anggota DPRD Bantuasin ini. (cj12/nan/ce2)

Sumatera Ekspres, Jumat, 28 Desember 2012

Awas Kutukan Juara IIC

Awas Kutukan Juara IIC
PALEMBANG -- Sudah tiga edisi Inter Island Cup (IIC) digelar. Dari tiga edisi tersebut Sriwijaya FC mampu maraih dua gelar juara yakni tahun 2010 setelah mengalahkan Persiwa Wamena dan tahun 2012 menyingkirkan Persisam Samarida. Namun pada musim kompetisi 2010-2011, Sriwijaya FC gagal menjadi juara Indonesia Super League.

Nasib serupa juga dialami Persipura yang sukses juara IIC tahun 2011 dan gagal merebut juara ISL musim 2011-2012. Apakah kutukan tersebut akan kembali menimpa Laskar Sriwijaya musim depan? jika dilihat dari komposisi pemain Sriwijaya FC masih kalah jauh dengan Persipura, Arema Cronous dan Persib Bandung. Tiga tim unggulan tersebut diperkuat pemain berlabel bintang.

Pelatih kepala Sriwijaya FC, Kashartadi menanggapi dingin dan begitu serius saat ditanya kutukan juara IIC. "Ah saya tidak percaya, ada kutukan, yang benar saja ada kutukan bagi sang juara IIC," jelas pria yang rajin tersenyum ini saat ditemui wartawan koran ini seusai melakukan latihan bersama anak asuhnya.

Menurut pelatih kelahiran Solo itu, menentukan juara itu bukan dari kutukan atau karena mengikuti turnamen pramusim. Tapi semua tergantung permainan. "Menurut saya, bisa menjuarai suatu turnamen itu harus bermain bagus, kalau juga tidak juara, bukan berarti kutukan," Tutup Mas Kas sapaan Kashartadi kemarin.

Hal senada juga dikatakan oleh Hendri Zainuddin, Direktur Teknik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM), mengatakan, tidak ada hubungannya antara juara IIC akan gagal meraih gelar ISL musim depan. Mnurutnya suatu kemenangan itu datangnya apabila sudah menjalani suatu proses dalam permainan. "Saya tidak percaya dengan kutukan. Yang jelas setiap kemenangan itu butuh proses untuk menang," tegas anggota DPRD Banyuasin ini. (cj12/nan/ce2)

Sumatera Ekspres, Jumat, 28 Desember 2012

Sinar Terang Tantan setelah Bergabung dengan Sriwijaya FC

Didoakan Teman-Teman Cetak Gol di Final di IIC



Meninggalkan Persitara Jakarta Utara, karier sepakbola Tantan justru makin mengkilap. Striker 28 tahun ini langsung greng bersama Sriwijaya FC, klub baru yang belum lama dibelanya. target meraih gelar pun dipancangkannya bersama tim kebanggaan Sumatera Selatan tersebut.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Edi Triono - Cholis Faizi, Palembang

Apa kabar Dulur? ucap singkat Tantan di Stadion Manahan, Solo, saat laga final Inter Island Cup (IIC) antara Sriwijaya FC kontra Persisam Samarinda, belum lama ini. Badannya masih kekar. Kaki dan pahanya juga. Larinya juga masih kencang seperti dulu. Ya, Tantan belum habis. Bahkan, dia menjadi pahlawan timnya, Sriwijaya FC di laga pamungkas IIC. Donasi satu golnya membuat kedudukan menjadi 2-2. Sriwijaya akhirnya menjadi kampiun setelah sukses adu penalti.

Kashartadi, pelatih Sriwijaya FC-lah yang memunculkan kembali namanya. Setelah tenggelam bermain di Liga Primer Indonesia (LPI) bersama Persitara Jakarta Utara, namanya terkatrol kembali. Kas, panggilan Kashartadi, cukup jeli melihat potensi pemain. Tantan yang sebelumnya diprediksi kariernya menurun, justru bersinar dibuatnya.

Sebelum bergabung dengan klub peraih gelar juara Piala Indonesia 2007, 2008/2009 dan 2009/2010 itu, orang tidak begitu mengenal siapa Tantan. Namun kini mantan pemain Persitara ini menjadi satu-satunya pemain Sriwijaya yang dipanggil tim nasional (timnas) proyeksi Pra Piala Asia 2015. "Tantan bermain cukup bagus selama IIC. Di final dia juga mampu menciptakan gol," kata Kas.

Tantan mengaku senang bergabung dengan Sriwijaya. Maklum, kendati belum semusim, dia sudah bisa merasakan gelar IIC. Terlebih di partai final dia mampu menciptakan gol. "Sebelum pertandingan teman-teman bilang Tantan pasti cetak gol. Saya senang mungkin itu doa dan bisa jadi kenyataan," katanya. Kemenangan tersebut dia persembahkan untuk istri dan dua buah hatinya. "Dan tentu untuk masyarat Sumatera Selatan. Terimakasih atas dukungannya," tukasnya.

Laga melawan Persisam, diakuinya merupakan pertandingan terberat yang pernah dia lakoni. "Alhamdulillah, kami berhasil. Sriwijaya FC saya akui tim yang sangat solid dan penuh kekeluargaan. Itulah kunci keberhasilan kami," ujar pria kelahiran Bandung ini.

Striker berusia 28 tahun itu meyakini kalau Sriwijaya FC bisa menjadi tim kuat di Liga Super Indonesia (LSI) nanti. "Tim kuat ini bukan hanya bermaterikan pemain bertabur bintang. Tapi, semangat juang itu yang yang sangat diperlukan dan itu adalah Sriwijaya FC," tandasnya. (*/ce1)

Sumatera Ekspres, Kamis, 27 Desember 2012

Kedatangan Diarra

Kedatangan Diarra
PALEMBANG -- Minat pemain asing untuk mengadu nasib diSriwijaya FC tidak pernah surut. Besok Laskar Wong Kito kedatangan pemain seleksi Abdichi-Moke Diarra. Pemain asal Mali Afrika Barat ini mencoba peruntungan untuk menjajal skuad Jakabaring. Moke dipastikan tiba di Palembang hari ini sekitar pukul 13.00 WIB.

Pemain dengan tinggi badan 180 cm ini bukan bidikan utama Sriwijaya FC. Pasalnya, Sriwijaya FC masih butuh satu kuoata asing Asia. Hingga saat ini Sriwijaya FC sudah memiliki 3 pemain asing non-Asia yakni Boakay Eddie Foday (Liberia), Erick Weeks Lewis (Liberia), dan Ali Khadafi (Togo) sedangkan satu pemain asing Asia sudah diisi oleh Diogo Rangel Santos (Timor Leste). Meski demikian manajemen tetap menampung mantan pemain timnas Mali.

"Besok Diarra sudah bisa bermain dengan pemain yang lain. Karena di jadwalkan Diarra akan sampai di Palembang pukul 13.00 WIB dan langsung gabung ikut latihan," ungkap Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimal Mandiri (PT SOM) H Hendri Zainuddin kemarin saat di temui wartawan koran ini di kantornya.

Anggota DPRD Banyuasin ini sendiri mengatakan pihaknya tidak keberatan kalau ada pemain asing ingin bergabung dengan skuad asuhan Kashartadi. "Kalau memang nanti pemain ini bagus ya bisa kita, tetapi kita lihat dulu kemampuannya. Kami tidak mau merekrut pemain tanpa tahapan seleksi," lanjut Hendri.

Kedatangan Diarra ke Sriwijaya FC sepertinya bakal menambah sengit lini tengah Sriwijaya FC. Pemain kelahiran Bornako Mali, 12 November 1983 punya visi dan misi sebagai seorang gelandang. "Kita lihat dulu perkembangan Diarra saat bergabung latihan dengan tim kita," tukas Hendri. (cj12/nan/ce1)

Sumatera Ekspres, Kamis, 27 Desember 2012

Panggil Hilton Lagi

Panggil Hilton Lagi
PALEMBANG -- Manajemen Sriwijaya FC kembali bikin keputusan mengejutkan. Betapa tidak, kini koata asing non-Asia sudah terpenuhi seiring perkrutan tiga pemain anyar, macam Ali Khadafi (Togo) serta duo Liberia Boakay Eddie Foday serta Eric Weeks Lewis.

Namun, pada kenyataan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) selaku pengelola Sriwijaya FC masih berniat untuk mendatangkan pemain import asal benua Amerika. Anehnya lagi pemain bersangkutan musim lalu sudah sempat memperkuat Laskar Wong Kito --julukan Sriwijaya FC-- dan harus dilepas karena bermasalah dengan permintaan kenaikan gaji. Dia tidak lain adalah Hilton Morirra.

"Kemungkinan Hilton akan kami panggil lagi.Bahkan kami sudah melakukan komunikasi dengan Hilton yang saat ini berada di Brazil," ujar Direktur Teknik dan SDM PT SOM Hendri Zainuddin, kemarin (26/12).

Nah, siapa pemain yang akan digantikan Hilton? Anggota DPRD Banyuasin ini masih belum mau angkat bicara. Kalau melihat kondisi saat ini sepertinya Eric Weeks akan menjadi kandidat utama. Sebab masalah administrasi perizinan pemain Tim Nasional (Timnas) Liberia ini sampai sekarang tidak kunjung selesai dan belum bisa dipastikan sampai kapan akan beres.

Bukan hanya Weeks, namun posisi Eddie Boakay juga ikut rawan. Sebab hingga sekarang mantan pemain Persiwa Wamena ini masih belum mampu menunjukkan performa gemilang bersama skuadra Kashartadi. Tak heran jika peran utamanya sebagai targetman harus rela digeser pemain lokal macam Tantan.

Hanya saja Hendri menyebut peluang Hilton untuk gabung cukup besar. "Bahkan kami sudah mengiming-imingkan Hilton dengan pelunasan gaji dan bonus musim lalu. Ya, mudah-mudahan saja Hilton bisa seger kembali," tutup dia.

Weeks Stress Tak Pernah Dihubungi
Saat dikonfirmasi koran ini via short message service (SMS) Weeks mengaku saat ini sedang berada di kampung halaman. "Di sini (Liberia, red) saya tidak terlalu banyak kegiatan. Paling-paling saya ke pantai saja mengisi waktu senggang," terang dia.

Ia berharap masalahnya segera kelar dan ingin kembali gabung bersama Ferry Rotinsulu dan kawan-kawan. Namun keinginan untuk itu sedikit terhambat karena agen pemain yang menaunginya dan manajemen Sriwijaya FC terkesan lepas tangan.

"Sampai sekarang aku tidak pernah dihubungi manajemen Sriwijaya dan agen. Padahal saya ingin segera main dan berharap urusan ini cepat selesai karena aku sangat stres menunggu di sini rasanya lelah sekali," tutup dia. (cj12/cj18/ion/ce1)

Sumatera Ekspres, Kamis, 27 Desember 2012

Kamis, 27 Desember 2012

Sepak Terjang Pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi Meraih Gelar Kedua IIC (2)

Jeli Pilih Pemain, "Mesra" di Ruang Ganti



 Sepak Terjang Pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi Meraih Gelar Kedua IIC (2)

Pasukan Sriwijaya FC sempat tertatih-tatih menuju tangga juara Inter Island Cup (IIC) 2012. Namun Coach Sriwijaya FS Kas Hartadi mampu memperbaiki tim hingga menembus final dan berhasil raih gelar IIC untuk kali kedua. Apa rahasianya?

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Edi Triono - Palembang

Hampir 90 persen skuad utama Sriwijaya FC dihuni muka baru. Pemain lama yang bertahan di antaranya penjaga gawang Ferry Rotinsulu, gelandang Ponaryo Astaman, dan defender Mahyadi Pangabean dan Achmad Jufriyanto.

Karena perubahan besar itu membuat sepak terjang pasukan klub berjuluk Laskar Wong Kito ini ssempat diragukan terutama soal kekompakan. Terlebih pemain rekrutan anyar mereka berasal dari beberapa klub berbeda.

Misalnya penyerang Boakay Eddie Foday (Persiwa Wamena), M Fakhruddin (Deltras Sidoarjo), Ali Khadafi (PSPS Pekanbaru), dan Sultan Samma (Persiba Balikpapan). Namun dengan "sejuta" cara Kashartadi mampu meramu dan menjadikan mereka solid.

Saat dikonfirmasi Kas --demikian biasa disapa-- mengaku tidak begitu berat untuk menyatukan visi dan misi pemain. Meski mereka dari berbagai kesebelasan. "Syaratnya kami harus saling memahami. Saya tidak pernah menjaga jarak dengan pemain baik di dalam maupun di luar lapangan," ujar tactitian asal Solo, Jawa Tengah ini kepada koran ini, kemarin (26/12).

Ayah King Eric Cantona ini juga selalu setia mendengarkan keluh kesah anak buahnya. "Biasanya memang sehari sebelum pertandingan saya sering sowan ke kamar para pemain. Saya tanya satu per satu apa ada masalah dengan keluarga, gimana kondisi kesehatannya apakah benar-benar sudah siap. dari situ saya bisa simpulkan pemain mana yang benar-benar siap masuk line up," bilang dia.

Menurutnya kemesraan di ruang ganti baik sebelum, saat jeda maupun usai pertandingan juga teramat penting. Karena itu ia terus berusaha menjaga keharmonisan antarpemain dalam locker room (kamar ganti pemain). "Biasanya selama di locker room lebih sering bercanda dari pada seriusnya. Mungkin pas paparan strategi saja sedikit serius. Selain itu biasa saja, tujuan kita agar pemain tetap enjoy," terang dia.

Mantan arsitek Sriwijaya FC U-21 ini juga terkenal jeli melihat pemain. Sebagai bukti Tantan Dzalikha pemain yang diprediksi kariernya bakal menurun justru kembali bersina. Padahal pemilik jersey 10 ini didatangkan dengan biaya tidak terlalu mahal (kurang Rp 800 juta).

Ya, sebelum gabung klub peraih juara gelar juara Piala Indonesia secara berturut-turut (2007/2008/2009 dan 2009/2010) ini orang tidak begitu mengenal Tantan. Namun kini mantan pemain Persita Tangerang ini menjadi satu-satunya pemain Sriwijaya FC yang dipanggil Tim Nasional (Timnas) Indonesia proyeksi Pra Piala Asia 2015.

"Ya, Tantan memang main cukup bagus selama di IIC. Di final ia juga mampu menciptakan gol. Mungkin karena itu Tantan dilirik Timnas," terang pria yang terkenal murah senyum ini.

Di sisi lain defender Sriwijya FC Achmad Jufrianto menilai Kas sebagai sosok pelatih yang memiliki sikap kebapakan. "Coach sangat baik. Dia (Kashartadi, red) sangat tahu dengan keinginan pemain. Misal, usai main para pemain dikasih libur. Selain itu dia juga tidak terlalu banyak aturan," timpal dia.

Lanjut dia lagi, Kas juga terbilang akrab dengan seluruh pemain. "Jadi kami seperti teman biasa bahkan kayak adik kakak. Kadang-kadang kita makan bareng rame-rame keluar mess. Yang jelas para pemain dibuat enjoy selalu," tutup dia.

Sriwijaya FC sendiri kini menjadi klub paling sukses dalam negeri. Baru berusia delapan tahun (sejak berdiri 23 Oktober 2004) tapi Laskar Wong Kito --julukan Sriwijaya FC-- sudah mampu merebut sembilan gelar.

Hebatnya hampir semua mahkota sepak bola Tanah Air sudah disentuh. Mulai piala paling bergengsi Liga Indonesia yang sudah dirasakan musim 2007 dan kini berganti Indonesia Super League (ISL) juga sudah didapatkan muusim lalu. Selain itu Tim Bumi Sriwijaya berhasil raih Piala Indonesia tiga kali berturut-turut (2007, 2008-2009 dan 2009/2010).

Ditambah champions kejuaraan pra-musim Community Shield (CS) didapat musim 2010. Belum lagi trofi bergengsi laga perang bintang dimenangi musim lalu dan dilengkapi dua gelar IIC yang terakhir diboyong dari Manahan Solo (23/12) lalu. (ion/ce1)

Skaud Sriwijaya FC 2012/2013
Pelatih: Pelatih kepala Kashartadi, Pelatih penjaga gawang Indra Yadi, Asisten pelatih Hartono Ruslan

Pemain Asing: Boakay Eddie Foday (Persiwa), Diogo Santos (Timor Leste), Erick Weeks Lewes (Persiwa), Ali Khadafi (PSPS Pekan Baru).

Pemain Lokal: Ferry Rotinsulu, Rivky Mokodompit, Andi Irawan, Achmad Jufrianto, Tri Guntoro, M Sobran, Mahyadi Panggabean, Chairul Huda, Risky Dwi Ramadhana, M Fakhruddin (Deltras Sidoarjo), Abdul Rahman (PS Semen Padang), Sultan Samma (Persiba Balikpapan), Tantan (Persita Tangerang), Aliudin (Persib), Taufik Kasruddin (Persela), Imanuel Fatwa (Persiwa), Dodok Anang (Deltras Sidoarjo)

Pemain Magang: Cristian Rotinsulu (SFC under 21), Lintang (Persis Solo), Kamaluddin (PS Banyuasin), Ramda Pratama (Akademi Sepak Bola SFC), Rizky Nova Alkatiri (PS Palembang).

Sumatera Ekspres, Kamis, 27 Desember 2012

Sepak Terjang Pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi Meraih Gelar Kedua IIC (1)

Sedih Dibilang Pelatih Kacangan



Sukses Sriwijya FC meraih gelar gelar juara Inter Iceland Cup (IIC) 2012 tentu tidak lepas dari tangan dingin Kas Hartadi. Coach asal Solo, Jawa Tengah ini mampu membuat permainan klub berjuluk Laskar Wong Kito makin aktratif, walaupun hanya bermaterikan pemain "pas-pasan."

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Edi Triono - Palembang

Kas Hartadi Mulai menekuni dunia kepelatihan sejak 2006, setelah pensiun dari pemain profesional musim 2004. Klub terakhir dia adalah Persisam Putra Samarinda, yakni kesebelasan yang berhasil dikalahkan anak buahnya lewat drama adu penalti dengan skor 7-6 pada partai final IIC 2012 di Stadion Manahan Solo, 23 Desember lalu. Kala itu Pesut Mahakam --sebutan Persisam-- berlaga diDevisi II Liga Indonesia.

Usai pensiun, Kas Hartadi mulai menekuti sebagai pelatih. Karier pelatih pria asal Solo ini dimulai di Sekayu, Muba yakni SYSA (Sekayu Youth Soccer Academy) Musi Banyuasin (Muba). Musim pertama ia mengarsiteki klub mayoritas pelajar SMA unggulan Sekayu ini itu langsung sukses mengukir tembus runner up Piala Suratin usia (U)-18 nasional. Kala itu anak didiknya dipaksa menyerah 1-2 oleh Arema Malang di partai final.

"Saat itu pertama kali SYSA berhasil menembus final kejuaraan tingkat nasional," ujarnya saat dikonfirmasi koran ini, kemarin (25/12). Bahkan, ini menjadi kontestan pertama Sumatera Selatan (Sumsel) yang mampu menembus final Piala Suratin.

karena kesuksesan itu jasa Kas direkrut PSSI pusat dan ditugasi untuk membesut Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-13 hingga 2009. "Saat di Timnas (U-13, red) saya hanya melatih biasa. Sebab, tidak ada agenda internasional dan kami hanya ikut festival di Malaysia. Hasilnya lumayan dari beberapa negara Asia Tenggara, Indonesia hanya kalah atas Thailand saja," terang dia.

Pascatangani Timnas U-13, suami Sri Hastuti ini hijrah ke Palembang dengan mengarsiteki Sriwijaya FC U-21. namun, sayang ia tidak mampu membuat Laskar Wong Kito Junior (julukan Sriwijaya FC U-21) perkasa. Alhasil Rizki Ramadan cs hanya bisa berlaga di babak awal atau penyisihan grup Indonesia Super League (ISL) U-21.

Meski gagal bersama Sriwijaya FC U-21 ternyata tetap tidak menyurutkan niat manajemen Sriwijaya untuk memaksimalkan tnaga Kas. Ia justru ditunjuk pengelola Sriwijaya FC untuk menemani Ivan Venkov Kolev, pelatih asal Bulgaria sebagai asisten. Kiprh pertamanya sebagai pembantu Kolev turut mengantarkan Sriwijaya meraih gelar juara IIC edisi perdana 2010. Namun, sayangnya kolaborasinya bersama pelatih bule itu tidak mampu mengantarkan tim Bumi Sriwijaya finis teratas dan dampaknya Kolev dibuang.

Lagi-lagi Kas beruntung bukan ikut dilepas dia justru naik pangkat jadi pelatih kepala. Untuk menjalankan tugas berat (merebut juara ISL) pelatiih dengan lisensi A nasional ini dicarikan tandem tiga asisten. Yakni Hartono Ruslan, Indrayadi (pelatih kiper), dan Keith Kayamba Gumbs (pelatih fisik merangkap pemain).

Musim pertama menjadi pelatih profesinoal pria yang gemar makan soto ini langsung meraih prestasi gemilang dengan rasakan gelar juara ISL. Namun sayang meski mampu antarkan Sriwijaya pada puncak tertinggi sepak bola dalam negeri ini, ia tetap kurang dapat apresiasi. Bahkan tidak sedikit publik menyebut ia sebagai pelatih "kacangan" dengan menganggap kesuksesan meraih gelar juara berkat pemain berlabel bintang dan "warisan" skuad Ivan Kolev. "Orang-orang pada meragukan saya. Namun saya tidakk berkecil hati dan justru menjadi motivasi tersendiri," tutur pria yang sempat dijuluki si Kijang ini.

Karena itu kas mengaku sangat bangga bisa mempersembahkan gelar juara IIC 2012. Sebab, komposisi pemain saat ini tidak sebagus musim lalu dan "warisan" Kolev hampir habis. Dimana sekitar 90 persen pemain Sriwijaya musim ini merupakan wajah baru. Karena itu pula ia terlihat sangat emosional sesaat setelah Imanuel Padwa berhasil mengeksekusi penalti penentuan gelar juara IIC.

"Saya sangat senang bisa meraih gelar IIC bahkan lebih senang dari meraih gelar ISL. Ini bukti bahwa saya layak diperhitaungkan. Saya berterima kasiih kepada manajemen, pemain dan ofisial atas prestasi ini dan gelar ini untuk warga, masyarakat Sumsel, fans Sriwijaya dan buat anak saya King Eric Cantona yang ulang tahun kedelapan (23/12) lalu," lanjut dia.

Kini Kas terbilang jadi salah satu pesepak bola paling sukses di Indonesia. Betapa tidak ia merupakan satu-satunya penekun dunia si kulit bundar Tanah Air yang mengoleksi gelar komplet. Sebagai pemain kelahiran 6 Desember 1970 ini sudah rasakan empat gelar juara bersama klub dan satu champion bersama Timnas.

"Saya tiga kali meraih gelar juara Liga Galatama (ISL saat ini, red) bersama Kramayudha Tiga Berlian dan satu kali gelar lagi bersama Arseto Solo. Saya juga ikut antarkan Timnas raih medali emas di ajang SEA Games Manila 1991. Itulah emas terakhir Indonesia dari sepak bola di SEA Games sampai sekarang ini," lanjut dia lagi.

Darah bola memang mengalir kental pada bungsu tujuh bersaudara anak pasangan Kasnadi-suukarmi ini sejak kecil. Setelah mentas di dua diklat, Salatiga dan Ragunan (1984-1985), Kas langsung melanglang buana ke sejumlah klub. Selain Kramayudha Tiga Berlian dan Arseto Solo ia pernah perkuat BPD Jateng, Persis Solo, dan Persid Jember.

Karier di Timnas sendiri dimulai ketika bergabung Timnas U-16 untuk Piala Coca-Cola di Qatar (1986). Setelah itu Kas pun masuk langganan tim Garuda yang puncakknya mendapat medali emas Di SEA Games saat timnas ditangani pelatih legendaris Anatoly Polosin. Sayang usai mempersembahkan medali emas Kas alami cidera lutut cukup parah hingga memaksanya mundur dari timnas. "Setelah sembuh cidera memang saya bisa main kembali namun tidak lagi optimal. Makanya saya putuskan pensiun dari timnas," lanjut dia.

Kas sendiri kemarin sedang berlibur ke Jogjakarta. "Kebetulan Jogjakarta dekat dari Solo maka setiap berlibur saya selalu ke Jogjakarta. Selain jalan-jalan ke pantai kami sekeluarga juga mampir ke Malioboro," sambun dia.

Di luar lapangan hijau Kas mengaku masih ingin tambah momongan. Hal itu wajar sebab putera semata wayangnya sudah berusia delapan tahun. "Eric sudah besar. Pengennya sih cepetcepet dapet momongan lagi tapi belum dapat-dapat," terang dia.

Menurutnya Eric kini sudah duduk di kelas 2 sekolah dasar (SD). Selain menekuni dunia pendidikan formal Eric juga belajar sepak bola. "Suatu kebetulan Eric juga menyukai posisi sayap kanan seperti saya. Mudah-mudahan saja dia bisa jadi pemain bagus lebih dari saya. Saat ulang tahun kemarin selain dapat kado gelar juara IIC dia juga sempat saya belikan sepatu dan bola," tutup dia. (ion/ce2)

Profil

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nama: Kas Hartadi

TTL: Solo, 6 Desemer 1970

Tinggi: 169 cm

Berat: 63 kg

Istri: Sri Hastuti

Anak: king Eric Cantona

Karier Pelatih: SYSA Muba (2006/2007), Timnas U-13 (2007/2009), Sriwijaya FC U-21 (2009), Asisten Sriwijaya FC (2010/2011), Sriwijaya FC (2011/sekarang)


Sumatera Ekspres, Rabu, 26 Desember 2012